Indonesia (Semoga) Ramah Kesehatan Mental

Sepertinya tahun 2018 adalah tahun dimana banyaaak banget yang mulai sadar akan pentingnya kesehatan mental. Banyak komunitas atau support group untuk para penyintas (survivor), akun edukasi tentang pentingnya kesehatan mental juga mulai bermunculan, sampai orang-orang yang memang concern ke arah kesehatan mental juga gak ragu untuk bantu spread awareness.

Memang, gak mudah untuk menyebarkan hal baik ini. Banyak yang bilang kalau, “ah, kalo di luar negeri itu kamu gak perlu takut untuk pergi ke profesional (psychologist or psychiatrist), gak kayak di Indonesia.” But, hey, ilmu psikologi aja bahkan baru masuk ke Indonesia sekitar tahun 1950-an, lho! Bayangkan betapa masih newbie-nya ilmu ini di negara kita dibandingkan dengan negara Eropa sana yang memang udah lebih dulu ada dan berkembang bahkan sejak tahun 1800-an *cmiiw, ya*.

Ilmu psikologi yang masuk ke Indonesia tentunya harus melewati proses penyesuaian terutama tentang norma dan budaya yang ada. Karena ilmu psikologi ini awal mulanya kan berasal dari negara Barat yang udah pasti ada hal-hal yang gak bisa disamaratakan dengan kehidupan di Indonesia.

Jadi, bagi kita-kita yang memang concern dengan isu kesehatan mental ini, akan masih banyak PR yang harus dikerjakan. Terutama untuk bisa mengubah stigma negatif tentang kesehatan mental yang kadang masih suka tumpang tindih dengan pemahaman yang masih keliru. Jalannya masih panjang, tapi bukan berarti prosesnya akan lama karena gak menutup kemungkinan semakin banyak yang mau peduli tentang isu ini, akan semakin banyak juga yang akan mau mengerti dan memahami.

Selalu, gak ada alasan untuk tidak menyebarkan energi positif dan ilmu kesehatan mental yang benar. Karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Setuju?

Leave a comment