Dari Pandemi Kita Belajar: Mengontrol Pikiran itu Penting

Semua orang pasti setuju tahu 2020 tuh tahun yang aneh banget, unpredictable! Tahun berikutnya, 2021, anehnya juga aneh banget, deh. Banyak yang mengira, atau mungkin berharap lebih tepatnya kalau pandemi akan selesai dalam hitungan setahun saja. Oh tapi ternyata tidak begitu, saudara-saudari. Sampai saat ini kita bahkan masih berjuang melawan corona, si virus mematikan. Banyak yang jadi korban, banyak yang merasa lelah, berita duka jadi berita yang biasa didengar setiap hari.

Kalau kata Faheem Younus, ahli medis dan juga dokter berpengalaman asal Amerika yang hits dikalangan netizen twitter Indonesia, harapan itu bukan strategi buat menghilangkan pandemi ceunah! Tapi maksudnya kita harus menghadapinya dengan strategi, melakukan sesuatu bukan hanya berharap “semoga… semoga…” saja.

Ketakutan ada di sekitar kita dan cemas jadi mudah datang

Berbagai kondisi yang ada membuat ketakutan dan cemas jadi campur aduk. Kita jadi mudah gak tenang, mudah dikendalikan kondisi yang ada di sekitar dan lupa untuk fokus pada diri.

Ketakutan jadi hal yang sering ada di sekitar kita. Takut terkena virus, takut orang tersayang pergi selama-lamanya, takut kehilangan pekerjaan, dan banyak ketakutan lainnya.

Cemas jadi mudah datang. Dengar suara ambulan yang berkali-kali lewat, dengar berita duka yang tak henti masuk di whatsapp group, sampai melihat berita mengenai kasus covid yang tidak kunjung selesai. Informasi yang tak terkendali jadi berdampak pada pikiran dan fisik. Tidak nyaman, pusing, ada juga yang tiba-tiba merasa suhu badannya meningkat, ada juga yang tiba-tiba jadi mudah sesak napas setelah mendengar informasi yang tidak nyaman.

Kecemasan muncul karena adanya pikiran mengenai ketakutan yang tidak diinginkan terjadi di masa depan. Di masa pandemi ini, kita cemas dengan banyak hal. Apakah saya bisa terpapar virus corona? Apakah saya membawa virus ke rumah dan menularkan keluarga? Kapan pandemi ini akan berakhir? Apakah saya bisa tetap terus bekerja dan tidak dirumahkan? Serta banyak hal yang jadi kecemasan banyak orang. Kondisi yang rumit membuat semua aspek jadi makin sulit terutama pikiran.

Cemas tanpa melakukan sesuatu juga bukan sesuatu yang baik untuk dilakukan karena kurang tepat. Kalau kata dokter Faheem Younus hanya berharap bukan sebuah strategi karena tidak membuat kita lari atau menyelesaikan masalah yang ada toh? Maka kita harus melakukan sesuatu minimal untuk menenangkan dan menyelamatkan diri sendiri dulu.

Itulah kenapa kemampuan mengontrol pikiran untuk tetap tenang itu adalah kemampuan yang penting banget untuk terus di asah selama pandemi ini. Saat kita tidak bisa tenang untuk mengontrol pikiran, maka pikiran cemas dan takut jadi mudah menguasai diri.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kecemasan yang susah bangeeett pergi dari pikiran?

  1. Ingat, bahwa detik ini kita hidup untuk hari ini. Kita sedang berada di saat ini bukan di masa lalu yang sudah terjadi atau masa depan yang belum dijalani.
  2. Kurangi mengakses informasi terlalu banyak. Batasi kamu mau akses informasi apa saja tiap harinya. Misalnya update informasi mengenai berita hari ini dan buka sosmed mengenai hal yang kamu sukai. Batasi juga durasinya, 30 menit – 1 jam totalnya perhari bisa dicoba.
  3. Menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas. Menyelesaikan pekerjaan, tugas, bersih-bersih rumah, olahraga, masak-masak, melakukan hobi, dan kegiatan lain yang menyenangkan dan bikin kamu tidak memikirkan cemas yang kadang tiba-tiba muncul.
  4. Melakukan prokes sesuai ketentuan yang sudah ditetapkan. Tidak keluar rumah kecuali karena urusan penting, memakai double masker ketika keluar rumah, jaga jarak ketika bertemu dengan orang lain, konsumsi makanan bergizi dan vitamin, berjemur, serta berolahraga.
  5. Perbanyak juga berdoa, tentu ini penting karena kita sudah berusaha dan berikhtiar dengan melakukan prokes.
  6. Kalau sudah melakukan itu semua, YAKINKAN DIRIMU bahwa apa yang sudah dilakukan semua sudah baik dan benar. Segala yang terjadi tentu juga ada kuasa Tuhan, tugas kita sebagai manusia adalah berusaha dan berdoa. Setuju, temans?

Kalau ternyata sudah melakukan itu semua tapi masih cemas?

YAKINKAN terus dirimu bahwa yang kamu lakukan sudah baik dan benar. Kita perlu dan harus tenang ketika sudah melakukan prokes dan berdoa karena tandanya kita sedang mencoba melawan kecemasan dengan ketenangan.

Mantra ala aku ketika sedang merasa cemas di tengah pandemi yang sungguh menguras emosi, pikiran, juga fisik:

Aku sudah melakukan prokes dengan benar. Aku yakin apa yang sudah dilakukan. Aku bisa tenang menghadapi kondisi pandemi ini. Aku sudah berusaha menjaga diri dan keluarga. Aku sudah berdoa maka aku akan dilindungi-Nya.

fnibrass

Mengontrol pikiran itu penting banget untuk perkembangan diri terutama supaya gak mudah cemas. Tentu ada masanya bisa tiba-tiba cemasnya muncul tapi kalau kita sudah tahu gimana melatih dan mengontrolnya, kita bisa nyaman lagi dengan diri.

Stay safe, stay sane, and stay healthy, yaa, temans!

Leave a comment